Maret 24, 2011
Ayah adalah pelukis kehidupan anaknya, dan akan menjadi bagian penoreh sejarah kehidupannya.
Bahkan keberhasilan anak yang menoreh
sejarah yang hebat, akan melibatkan peran ayah sebagai guru bagi
anaknya. Setiap gores pena kehidupan seorang ayah akan menampilkan
bentuk kehidupan yang akan dimiliki oleh anaknya kelak.
Masa muda bagi anak adalah masa yang
menyenangkan, masa mereka melihat hal yang baru, dan mencobanya. Masa
mereka mulai untuk mandiri menapaki jalan hidupnya sendiri. Masa
seorang anak mulai melakukan sesuatu yang mirip dengan apa yang dapat
dilakukan oleh ayahnya. George Bernard Shaw mengatakan bahwa “Masa muda adalah masa terindah; sayang sekali orang muda suka menyia-nyiakannya.”
Ayah adalah pengantar anak-anaknya untuk menghadapi masa muda dengan
hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat. Prinsip berbagi manfaat yang
diajarkan Al-Quran kepada kita adalah, kebaikan yang dilakukan kepada
orang lain, pada akhirnya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Kitalah
yang akan lebih banyak menerima manfaat daripada orang yang menerima
pertolongan kita. Allah SWT berfirman di surat Al-Isra’ ayat ke-7.
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ
“Jika kamu berbuat baik (berarti)
kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka
(kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,”(QS. Al-Isra’[17]:7)
Karya monumental terbesar dari seorang
ayah dalam hidupnya adalah ketika ia mampu membentuk anak-anak yang
kuat dan soleh yang bermanfaat bagi ummat ini. Mereka menjadi muslim
yang kuat dan kokoh, menjadi duta masyarakatnya dengan ilmu yang
dimilikinya. Dari sahabat Abu Hurairah RA, bersabda Rasulullah SAW, “Mu’min
yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan
masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangat lah terhadap hal-hal yang
bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan
merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah
“Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa
yang Dia kehendaki pasti terjadi”(HR. Muslim)
Allah SWT berfirman di surat An-Nisa yang ditujukan kepada orang tua,
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An-Nisa[4]:9)
Dalam tafsirnya Ibnu Katsir mengatakan Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu ‘Abbas RA, ”Ayat
ini berkenaan dengan seorang laki-laki yang meninggal, kemudian
seseorang mendengar ia memberikan wasiat yang membahayakan ahli
warisnya, maka Allah SWT memerintahkan orang yang mendengarkannya untuk
bertakwa kepada Allah serta membimbing dan mengarahkannya kepada
kebenaran.”
Keberhasilan masa depan anak bukan karena
umur atau kemampuan terbatas yang dimilikinya. Ayahnya harus mampu
mengayunkan kuas di atas kain kanvas. Kecantikan lukisan dibentuk dari
beberapa ayunan kuas yang banyak, mereka se irama dan saling mengisi.
Perpaduan warna yang indah disertai gradasi warna yang anggun membentuk
pelangi di langit. Warna biru dan putih membentuk warna air di laut
lepas. Warna hijau membentuk suasana pepohonan yang berjajar terlihat
anggun. Semua goresan kuas sang ayah membentuk semua warna kehidupan si
anak. Menari-nari mengikuti irama kehidupan.
Masih ingat cerita kesuksesan penyanyi
Susan Boyle? Seorang ibu warga negara inggris yang sudah berumur 47
tahun. Ia ingin merubah nasib hidupnya dengan mengikuti kontes Britains
Got Talent tahun 2009. Hari itu adalah tepat hari sabtu tanggal 11
April. Ibu yang bakatnya diketahui oleh jagad raya setelah berumur 47
tahun ini, akhirnya di babak final memang kalah dengan kelompok anak
muda yang menampilkan tarian mirip breakdance. Akan tetapi semangat
perubahan, tidak mengenal lelah, dan indahnya alunan suara yang keluar
dari mulutnya, membuat para hadirin terpana. Membuat inspirasi para
ibu-ibu usia senja di belahan dunia. Bahkan ada seorang juri yang
berdiri dan membuka mulutnya seakan-akan ingin mengucapkan Wow!
Fantastic! Tahukah anda, respon pertama kali dari orang-orang yang
berada di gedung Britains Got Talent ketika ia tampil di podium dan
ditanya oleh dewan juri, berapa umur anda? Jawabannya yang jujur 47
tahun, membuat para hadirin yang melihat penampilan seorang ibu normal
seperti ibu rumah tangga kebanyakan sedikit meragukan kemampuan
talennya. Mana mungkin ibu ini sanggup bersaing dengan rifal-rifal
lainnya, batin para hadirin.
Semua orang tahu, bahwa Britains Got
Talent adalah kancah anak-anak muda berbakat yang ingin mendunia kan
bakatnya. Melejitkan kemampuannya untuk menjadi artis dunia. Mereka
harus melalui beberapa babak yang sulit untuk bisa tampil di depan
dewan juri. Tidak jarang mereka harus berlatih keras berbulan-bulan
untuk tampil sebagai peserta yang muncul di layar tv. Terlihat dari
kaca tv pada saat itu dari kursi hadirin, beberapa anak perempuan muda
yang menampilkan mimik wajah meragukan dan bahkan terlihat
mencemohkannya ketika mendengar jawaban Susan bahwa ia berumur 47
tahun! Mereka saling berpandangan seakan-akan tidak percaya seorang ibu
berumur 47 tahun berani tampil dalam acara yang sangat sulit untuk
menang ini. Tahukah anda Susan berhasil melejitkan bakatnya pada usia
47 tahun? Dan sekarang ia menjadi jutawan dan orang terkenal dalam usia
senjanya. Menjadi orang yang ditulis di media-media internasional
sebagai ibu yang berhasil dalam karir senjanya.
Tahukah anda apa yang diucapkan oleh Susan ketika ia berhasil dalam kontes talennya?
“I don’t believe it! I don’t believe it! ”
Semua orang termasuk seorang ayah kepada
anaknya, terkadang tidak mengira bahwa dengan bakat yang dianggap
kecil, dapat merubah semua jalan hidupnya. Akan tetapi ketika lukisan
sang ayah berhasil diselesaikan nya dengan baik, maka seorang ayah dan
anak akan menemukan bakat anak yang dimilikinya. Bukan saja bakat!
bahkan kesuksesan hidup anaknya. InsyaAllah.
Mengantarkan anak menemukan kesuksesan
dirinya adalah tugas mulia seorang ayah. Memunculkan kesuksesan pada
diri anak adalah suatu proses yang terkadang tidak pendek. Tidak
mustahil akan ditemukannya pada saat anak sudah berumur dan ayah
menjelang umur kematian. Proses penemuan ini memerlukan ketekunan dan
kekuatan kesabaran dari orang tuanya, khususnya adalah ayahnya. Karena
itu dalam melukis masa depan anak, bagi seorang ayah ada tiga bekalan
yang tidak boleh ditinggalkannya, yaitu sabar, sabar dan sabar.
Kesabaran itu terkadang pahit, akan tetapi manis buahnya. Kesabaran
seperti yang dimiliki oleh Nabiullah Ya’kub AS ketika menghadapi
kejahatan kakaknya Yusuf AS dan hilangnya anak tercinta, Yusuf AS.
Kesabaran Ya’kub AS ini diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran
surat Yusuf ayat 18.
وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ
كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ
جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
“Mereka datang membawa baju gamis nya
(yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: ‘Sebenarnya
dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka
kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang di
mohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan’”. (QS.
Yusuf[12]:18)
Pengetahuan akan kebenaran dari seorang
nabi tidak menjadikan Ya’kub AS menghardik anak-anaknya. Ya’kub AS tahu
bahwa walaupun ia mengatakan bahwa anak-anaknya semua adalah pembohong
dan sesungguhnya telah membuang Yusuf AS, tetap saja anak-anaknya
tidak akan mengakuinya. Pengetahuan kenabian yang tidak diketahui oleh
anak-anaknya, tidak menyebabkan Ya’kub AS membela pendapatnya,
“Pokoknya kamu salah, dan aku tahu aku yang paling benar.” Akan tetapi
Nabiullah Ya’kub AS justru menguatkan kesabaran dengan mengucapkan, “maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).”
Subhanallah. Seorang tipe ayah yang tetap dengan kebenaran dan
kesabaran walaupun sulit menunjukkannya langsung kepada anak-anaknya.
Akan tetapi semua ini akan dijawab oleh Allah SWT yang mengetahui dan
mengatur segala sesuatu yang terjadi di jagad raya ini.
sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/ayah-pelukis-masa-depan-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar